Satu
hal yang mesti kita banggakan adalah bergesernya paradigma berpikir para
komposer muda yang notebene adalah mahasiswa/wi akmr dan stsr tentang komposisi
musik. Hal ini dapat dilihat mulai dari konsep komposisi yang dibangun sampai
pada pemilihan instrumen jelas terlihat adanya peran intelektual yang tentunya
dibangun melalui dunia pendidikan. Mereka tidak hanya berhasil
mengkolaborasikan aspek hardware (instrumen musik), namun juga aspek software
dari sebuah karya komposisi musik terdedahkan secara apik pada malam
pertunjukan yang dimulai dari tanggal 27 sampai 31 Januari 2014 di hall gedung
Dewan Kesenian Riau.
Pemakaian
instrumen musik Barat yang digabungkan dengan instrumen musik Timur sesungguhnya
bukanlah hal yang baru dilakukan oleh mahasiswa/wi AKMR. Hal ini setidaknya
sudah berlangsung lebih dari 7 tahun yang dilakukan baik di setiap ujian
semester maupun ujian tugas akhir. Tentu hal ini juga merupakan efek dari
matakuliah instrumen mayor yang orientasinya instrumen musik Barat dengan
instrumen musik Melayu yang orientasinya pada instrumen musik Melayu Riau.
Dalam konteks ini tentu kita tidak bisa mengabaikan begitu saja keberadaan dari
institusi AKMR.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar