Oleh:
Armand Rambah
Dzikrasyah, pianis umur 10 thn dari Pekanbaru yang ikut dalam IYMP 2015 |
Indonesia
Young Musician Performance (IYMP) adalah suatu kegiatan
pertunjukan musik yang khusus dilaksanakan bagi para seniman musik muda.
Kegiatan ini berskala nasional yang dibagi ke dalam empat belas wilayah
penyelenggaraannya untuk seluruh Indonesia. Berbeda dengan acara pertunjukan
musik lainnya yang selalu dilombakan, IYMP ini sengaja memilih untuk tidak
dilombakan dengan maksud agar anak-anak tidak terbebani secara psikologis untuk
menjadi pemenang ataupun takut untuk kalah. Bila dilihat dari dominasi peserta
yang ikut adalah rata-rata anak-anak yang masih berusia 5 sampai dengan 15
tahun, hanya beberapa orang saja yang berumur lebih, belum lagi bila dikaitkan
dengan persoalan hasil penjurian yang masih bersifat subyektif dan dibentengi dengan
kata-kata sakti yaitu, “Keputusan dewan juri tidak dapat diganggu gugat” maka
pertimbangan ke arah itu (tidak dilombakan), adalah wajar saja dilakukan. Dengan
konsep seperti ini semua penampil adalah pemenang, paling tidak dengan diri dia
sendiri. Begitulah konsep pelaksanaan IYMP yang diselenggarakan setiap dua
tahun sekali dan kali ini adalah kali keempat.
Sebagai pihak penyelenggara dari kenduri
musik ini, adalah majalah Staccato
yang berkedudukan di Surabaya di mana Eddy F Sutanto adalah sebagai nakhodanya.
Majalah staccato merupakan media
cetak yang mengkhususkan diri pada bidang musik yang di dalamnya memuat
berbagai hal. Namun secara garis besar dapat dikategorikan ke dalam dua
kelompok yaitu berita tentang pertunjukan dan edukasi musik. Keberadaan dari majalah
staccato itu sendiri sudah lebih dari
sepuluh tahun lamanya di tengah sidang pembaca yang ada di Indonesia. Bahkan
untuk saat ini khabarnya sudah pula hadir di beberapa negara tetangga lainnya. Untuk
itu semua, tentu ucapan terimakasih atas konsistensi dan komitmen dari pihak
penyelenggara, dalam ini majalah staccato,
atas terselenggaranya kegiatan IYMP ini. Walaupun kekurangan di sana-sini masih
banyak yang perlu diperbaiki agar ke depannya lebih sempurna lagi di dalam
pelaksanaannya.
Tepatnya hari Minggu tanggal 15 November
2015, acara ini diselenggarakan di salah-satu hotel berbintang yang ada di Kota
Pekanbaru yaitu Hotel Pangeran. Dipilihnya Riau sebagai salah-satu tempat penyelenggara
dari empat belas tempat yang telah ditetapkan sebelumnya, tentu dengan berbagai
pertimbangan akan kelayakannya. Di antara pertimbangan tersebut, menurut
penulis, adalah semakin representatifnya perkembangan dunia pendidikan musik
baik secara kuantitas maupun kualitas di Propinsi Riau tersebut. Hal ini dapat
dilihat dari menjamurnya tempat-tempat kursus musik yang ada di kabupaten/kota
yang ada di Propinsi Riau ini. Dengan demikian, situasi ini berdampak terhadap
jumlah peserta yang ikut dalam kegiatan IYMP ini melebihi dari seratus orang banyaknya.
Tersedianya ruang-ruang yang dapat
menstimulasi para musisi muda di dalam mengaktualisasikan diri mereka terhadap
dunia musik adalah suatu keharusan. IYMP merupakan salah-satu wadah dan
sekaligus jawaban yang dapat mengakomodir para musisi muda untuk menunjukkan
kebolehan mereka di dalam dunia musik. Tentu banyak lagi wadah lain yang juga
sudah dilakukan oleh pihak-pihak lain yang berkaitan dengan dunia musik ini.
Intinya adalah dengan adanya wadah tersebut, akan lebih menggairahkan dunia
musik apa lagi bagi generasi muda yang notabene sebagai pelanjut dari
eksistensi kuantitas dan kualitas musik itu sendiri. Apa lagi bila dikaitkan
dengan musik yang merupakan salah satu elemen budaya yang tidak dapat
dipisahkan keberadaannya dari perjalanan kehidupan manusia.
Sebagai akhir dari tulisan ini, ada
beberapa hal yang perlu disarankan bila diamati dari pelaksanaan IYMP 2015 ini. Di antaranya adalah: 1) Peserta yang ikut sebaiknya diseleksi terlebih dahulu,
mengingat musik adalah seni pertunjukan yang harus memberikan sajian terbaik
kepada penontonnya; 2) Kategori peserta yang tampil sebaiknya dikelompokkan,
baik dari segi umur maupun tingkatan; 3) Perlu disediakan ruang dan waktu bagi
peserta untuk proses adaptasi panggung; 4) Mengingat banyaknya anak-anak yang
berkeliaran di saat pertunjukan berlangsung, maka sebaiknya panitia mengatur
akan hal tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar